Arsitektur Modern dan Kontekstual
Perubahan dunia menjadi
lebih modern tidak hanya mendorong perubahan gaya hidup masyarakat. Namun,
dalam berasitektur seorang arsitek kinisudah sangat berani dan lugas dalam
mengungkapkan ide(isi kepala) menjadi sebuah gagasan desain yang sangat menarik
dan tampil beda dari yang telah ada sebelumnya. Tampil beda membawa perubahan
yang baru, memberi warna serta rasa yang baru dalam berarsitektur.
Berarsitektur hari ini sudah tidak lagi hadir dengan mengikuti asas kelaziman
sepenuhnya. Berrsitektur hari ini adalah sebuah kebebasan dalam mengolah ide.
Adalah Budiman
Hendropurnomo, seorang arsitek asal asal kota malang. Budiman hendropurnomo
pernah menempuh Pendidikan arsitektur di Australia kemudian berkesempatan
bekerja pada sebuah konsultan arsitek Australia yaitu DCM Architect. Tempatnya
bekerja dahulu sangat mempengaruhi karya-karya yang dihasilkannya hingga saat
ini.
Budiman dengan studio arsitekturnya
yang bergaya modernisme membawa kesegaran, aroma baru pada arsitektur di
Indonesia. Modern arsitektur memiliki arti arsitektur yang didominasi oleh
material-material pabrikasi pada designnya, seperti material kaca, maupun beton
pabrikasi. Tidak hanya itu dalam desainnya budiman hendropurnomo juga tetap
memunculkan nilai green dalam karyanya, serta unsur budaya selalu digunakan
olehnya. Sehingga, meskipun karya yang dihasilkan modern dan kekinian namun
tetap memunculkan karya yang sustainable. Ini pula yang dapat kita temui pada desain
Perpustakaan Universitas Indonesia-Depok.
Perpustakaan Universitas
merupakan salah satu pepustakaan besar yang ada DI Indonesia. Pepustakaan ini
dibangun pada tahun 2009 dan diselesaikan pada tahun 2011, dengan luas 28.900 m
persegi. Didesain menyerupai barisan batu prasasti yang banyak ditemui di berbagai
daerah di Indonesia. Dari kejauhan bangunan perpustakaan terlihat seperti
bangunan yang berdiri disebuah perbukitan hijau. Nilai itulah yang diangkat
menjadi nilai budaya local dalam desain perpustakaan yang terlihat modern ini. Bangunan
perpustakaan berdiri di lahan seluas 2,5 hektar dapat menampung 10.000
pengunjung sekaligus.
“Crystal of knowledge” adalah sebutan yang diberikan untuk perpustakaan yang
berdiri disebelah Masjid Universitas Indonesia ini. Fasade perpustakaan
sebagian besar berupa susunan kaca-kaca dengan warna gelap dan terang. Jika dilihat
dari kejauhan akan terlihat seperti batu kristal yang berkelap-kelip. Selain sebagai
estetika pada fasade perpustakaan, kaca-kaca ini juga berfungsi sebagai sumber
datangnya cahaya matahari sebagai sumber penerangan alami untuk ruang
interiornya. Hal ini sangat diperhitungkan guna mewujudkan arsitektur yang sustainable,
penghematan energi dengan cara memanipulasi fasade adalah hal yang sangat
menarik. Sangat indah dipandang dari luar bangunan serta sangat berfungsi pada untuk
ruang di dalamnya.
Tidak hanya itu untuk menambah nilai estetis fasade perpustakaan,
di sekeliling bangunan perpustakaan ini diberikan tanaman rumput sebagai
penutup atapnya. Dengan adanya akses hijau dari rumput pada fasadenya, semakin
menguatkan bangunan perpustakaan ini sangat sustainable dan ramah lingkungan. Keberadaan
warna hijau pada fasade nya menjadikan bangunan perpustakaan ini sangat adaftif
terhadap lingkungan sangat kontekstual. Desainnya yang modern dan berbeda dari
bangunan-bangunan lain yang ada di sekitarnya tidak menjadikan bangunan
perpustakaan ini berbeda konteks dengan lingkungan kampus yang sangat hijau dan
asri. Bangunan yang yang bisa berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya ini
semakin menegaskan cerita yang ditampilkan bahwa perpustakaan ini adalah
bebatuan prasasti yang bediri disebuah perbukitan nan hijau.
Sebagai estetika lain
pada bangunan ini, pada atap rumput diberikan akses garis dengan pola menyilang
yang tidak beraturan. Garis ini adalah jalur air yang berfungsi untuk
mengalirkan air hujan ketika terjadi hujan. Jalur air ini merupakan parit/selokan
yang terbuat dari bahan kaca. Jalur aliran air ini merupakan jalur air yang
sangat multifungsi, karna selain merupakan estetika jalur air yang terbuat dari
kaca ini juga berfungsi sebai jalur cahaya matahari masuk ke dalam bagian
interiornya, sebagai sumber pencahayaan alami ruangan.
Sebagai pelengkap desain,
pada area perpustakaan terdapat pohon besar yang telah brumur puluhan tahun,
yang sengaja tidak ditebang untuk menambah kesan ramah lingkungan pada bangunan
Perpustakaan. Keberadaan pohon besar ini memberikan hawa sejuk serta teduh bagi
pengunjung yang hadir, ditambah dengan suasana danau yang asri semakin
mempercantik perpustakaan ini.