INDIVIDU, KELUARGA DAN
MASYARAKAT
A.
PENGERTIAN INDIVIDU
Individu bersal dari bahasa Lati, “individuum” yang
artinya”tak dapat terbagi”. Jadi, individu merupakan sebutan yang dipergunakan
untuk menyatakan atau mengungkapkan satu kesatuan terkecil dan terbatas ataupun
tidak dapat terbagi-bagi lagi menjadi bagian lain. Atau dengan kata lain
individu juga dapat dikatakan sebagai unit terkecil pembentuk keluarga masyarakat.
Sebagai contoh kecil, suatu kelas terdiri dari beberapa anak (Andre, Ria, Elsa,
Helma, Aji, Ifan dan lain-lain), Andre adalah individu dalam kelas tersebut
yang sudah tidak dapat dibagi lagi fungsi sosialnya.
Manusia sebagai individu bukan berarti sebagai suatu
keseluruhan yang tak dapat terbagi lagi melainkan kesatuan yang terbatas, yaitu
sebagai manusia perseorangan (manusia yang memili peranan yang khas atau
spesifik dalam kepribadiannya).
B. PENGERTIAN KELUARGA
Beberapa pendapat ahli mengenai pengertian keluarga.
Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan
wanita. Bahwa perkawinan menurut Sigmund
adalah dilihat berdasarkan libido seksualis. Dengan kata lain keluarga
merupakan bentuk manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan
keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri.
Perlu
kita ketahui kehidupan seksual memang harus dijuruskan dengan cara-cara yang
dapat diterima norma hidup. Namun kehidupan sosial itu tidak langgeng sebab
seksualitas itu sendiri akan mati sebelum manusia sendiri yang mati serta
berubah dari masa ke masa, maupun umur ke umur. Dengan demikian apabila
keluarga dibangun ats dasar hidup seksual. Maka kehidupan suami istri tidak
akan pernah harmonis dan langgeng.
Yang kedua Adler berpendapat bahwa mahligai
keluarga itu dibangun berdasarkan pada hasrat atau nafsu yang berkuasa. Tetapi
sekali lagi pendapat inipun tidak realistis sebab hubungan nalar keluarga yang
dibangun menurut nafsu/seksual tidak akan pernah sejahtera.
Ketiga,
lain lagi dengan Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial
sebagai hasil factor-faktor politik, ekonomi dan lindkungan.
Sebagai tokoh pendidikan Ki Hajar
Dewantara juga berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang
karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu
gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memprteguh
gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
C. PENGERTIAN
MASYARAKAT
Menurut Drs. JBAF Mayor Polak masyarakat (society) adalah wadah segenap
antar hubungan sosial terdiri dari banyak sekali kolektiva-kolektiva serta
kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.
Lalu pendapat dari Prof. M.M.
Djojodiguno masyarakat adalah suatu kebulatan daripada perkembangan dalam hidup
bersama antara manusia dengan manusia.
Serta yang terakhir Hasan Sadily
berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadan badan atau kumpulan manusia
yang hidup bersama.
Dengan demikian data disimpulkan
bahwa masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama sama ditaati dalam
lingkungannya.
Tatanan
ehidupan dan norma-norma yang mereka milikiitulah yang menjadi dasar kehidupan
sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat memebentuk sekelompok manusia
yang memeliki cirri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan tersebut, antara
orang tua dan anak, antara ibu dan ayah, antara kakek dan cucu, antara sesama
kaum laki-laki atau antara sesame kaum wanita, atau antara kaum laki-laki
dengan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam
suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sedrhana dan
masyarakat maju (modern).
1. Masyarakat
Sederhana
Dalam kehidupan masyrakat sderhana
(primitif) pola pembagian kerja cenderung ditentukan oleh perbedaan jenis
kelamin. Pola pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas
dalam masyarakat sederhana (primitif), sebagai contoh: membuka lahan, menebang
kayu, dan pekerjaan lain yang memerlukan tenaga yang lebih kuat cenderung
dilakukan oleh kaum laki-laki, sedangkan pekerjaan menyusui, mengasuh anak,
memasak merupakan pekerjaan wanita.
2. Masyarakat
Maju
Masyarakat maju memiliki beraneka
ragam kelompok sosial, atau lebi akrab dengan sebutan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat
dibedakan sebagai kelompok masyarakat
non-industri dan masyarakat industri.
a. Masyarakat Non-industri
Terdiri dari 2 kelompok
·
Kelompok
Primer
Dalam kelompok primer interaksi antara sesame anggota
kelompok terjalin lebih intnsif karena kelompok ini juga disebut dengan sebutan
“face to face group” sebab anggotanya sering bertatap muka dan berdialog.
Contohnya: keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama dan lain sebagainya.
·
Kelompok
Sekunder
Antara kelompok sekunder, terpaut hubungan tak langsung,
formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, pembagian kerja
antar anggota kelompok bersifat rasional objektif.
Para anggota
menerima pembagian kerja berdasarkan kemampuan, keahlian tertentu, disamping
dituntut dedikasi.hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu
yang sudah dif lot dalam program-program yang telah bersama-sama disepakati.
Contoh kelompok sekunder, yaitu: partai politik, perhimpunan serikat
kerja/serikat buru, organisasi profesi dan lain sebagainya.
b. Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah
kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas
didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok
masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Contoh masyarakat industry yaitu:
tukang roti, tukang bubut, tukang las, ahli mesin dan lain sebagainya.