Selasa, 14 Oktober 2014

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

A.       PENGERTIAN INDIVIDU

Individu bersal dari bahasa Lati, “individuum” yang artinya”tak dapat terbagi”. Jadi, individu merupakan sebutan yang dipergunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu kesatuan terkecil dan terbatas ataupun tidak dapat terbagi-bagi lagi menjadi bagian lain. Atau dengan kata lain individu juga dapat dikatakan sebagai unit terkecil pembentuk keluarga masyarakat. Sebagai contoh kecil, suatu kelas terdiri dari beberapa anak (Andre, Ria, Elsa, Helma, Aji, Ifan dan lain-lain), Andre adalah individu dalam kelas tersebut yang sudah tidak dapat dibagi lagi fungsi sosialnya.
Manusia sebagai individu bukan berarti sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat terbagi lagi melainkan kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan (manusia yang memili peranan yang khas atau spesifik dalam kepribadiannya).

B.   PENGERTIAN KELUARGA
                         Beberapa pendapat ahli mengenai pengertian keluarga. Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.  Bahwa perkawinan menurut Sigmund adalah dilihat berdasarkan libido seksualis. Dengan kata lain keluarga merupakan bentuk manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri.
            Perlu kita ketahui kehidupan seksual memang harus dijuruskan dengan cara-cara yang dapat diterima norma hidup. Namun kehidupan sosial itu tidak langgeng sebab seksualitas itu sendiri akan mati sebelum manusia sendiri yang mati serta berubah dari masa ke masa, maupun umur ke umur. Dengan demikian apabila keluarga dibangun ats dasar hidup seksual. Maka kehidupan suami istri tidak akan pernah harmonis dan langgeng.
                        Yang kedua Adler berpendapat bahwa mahligai keluarga itu dibangun berdasarkan pada hasrat atau nafsu yang berkuasa. Tetapi sekali lagi pendapat inipun tidak realistis sebab hubungan nalar keluarga yang dibangun menurut nafsu/seksual tidak akan pernah sejahtera.
            Ketiga, lain lagi dengan Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil factor-faktor politik, ekonomi dan lindkungan.
                        Sebagai tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memprteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

C. PENGERTIAN MASYARAKAT
                        Menurut Drs. JBAF Mayor Polak masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri dari banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.
                        Lalu pendapat dari Prof. M.M. Djojodiguno masyarakat adalah suatu kebulatan daripada perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.
                        Serta yang terakhir Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
                        Dengan demikian data disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama sama ditaati dalam lingkungannya.
            Tatanan ehidupan dan norma-norma yang mereka milikiitulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat memebentuk sekelompok manusia yang memeliki cirri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan tersebut, antara orang tua dan anak, antara ibu dan ayah, antara kakek dan cucu, antara sesama kaum laki-laki atau antara sesame kaum wanita, atau antara kaum laki-laki dengan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat. Dalam pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sedrhana dan masyarakat maju (modern).

           1. Masyarakat Sederhana
          Dalam kehidupan masyrakat sderhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung ditentukan oleh perbedaan jenis kelamin. Pola pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas dalam masyarakat sederhana (primitif), sebagai contoh: membuka lahan, menebang kayu, dan pekerjaan lain yang memerlukan tenaga yang lebih kuat cenderung dilakukan oleh kaum laki-laki, sedangkan pekerjaan menyusui, mengasuh anak, memasak merupakan pekerjaan wanita.

           2.  Masyarakat Maju
      Masyarakat maju memiliki beraneka ragam kelompok sosial, atau lebi akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan  sebagai kelompok masyarakat non-industri dan masyarakat industri.

a.  Masyarakat Non-industri
Terdiri dari 2 kelompok
·                          Kelompok Primer
Dalam kelompok primer interaksi antara sesame anggota kelompok terjalin lebih intnsif karena kelompok ini juga disebut dengan sebutan “face to face group” sebab anggotanya sering bertatap muka dan berdialog. Contohnya: keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama dan lain sebagainya.
·                          Kelompok Sekunder
Antara kelompok sekunder, terpaut hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, pembagian kerja antar anggota kelompok bersifat rasional objektif.
           Para anggota menerima pembagian kerja berdasarkan kemampuan, keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi.hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah dif lot dalam program-program yang telah bersama-sama disepakati. Contoh kelompok sekunder, yaitu: partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buru, organisasi profesi dan lain sebagainya.

b.  Masyarakat Industri
               Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Contoh masyarakat industry yaitu: tukang roti, tukang bubut, tukang las, ahli mesin dan lain sebagainya.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar